Daging Mahal Mentan Sarankan Makan Keong Sawah, Ini Tiga Bahayanya
Setelah pernyataan beberapa menteri sebelumnya yang kontroversial, kini pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menyarankan masyarakat beralih mengkonsumsi tutut atau keong sawah sebagai pengganti mahalnya daging sapi, menuai kecaman.
Alih-alih memberi solusi, tapi warganet menilai, pernyataan Mentan ini justru menunjukkan miskin terobosan. Berbagai komentar netizen terlontar.
Sebelumnya, di sela sidak di Pasar Induk Beras Cipinang, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap masyarakat bisa beralih konsumsi ke komoditas lain yang proteinnya hampir sama seperti daging. “Seperti tutut itu protein lebih bagus dari daging,” ujar Andi seperti dikutip okezone (04/12).
Amran menjelaskan, tutut memiliki protein yang tinggi namun menyehatkan. Maksudnya, ketika ada seorang yang memiliki tekanan darah tinggi, masih bisa mengkonsumsi tutut yang proteinnya tinggi. “Tidak ada kan orang tekanan darah tinggi dilarang makan tutut,” tandas Andi Amran.
Namun pada (5/12), berita pada situs okezone tidak ditemukan. Anda bisa mengakses berita yang dihapus melalui link ini
Keong sawah (Pila ampullacea) adalah sejenis siput air yang mudah dijumpai di perairan tawar Asia tropis, seperti di sawah, aliran parit, serta danau.
Disamping rasanya yang lezat dengan kandungan gizi tinggi, dalam mengkonsumsi keong sawah juga harus sangat berhati-hati. Hal ini dikarenakan keong sawah merupakan jenis siput yang suka tinggal pada daerah yang berlumpur yang didalamya mengandung banyak bakteri. Mengkonsumsi keong sawah dengan cara yang tidak tepat dapat menyebabkan penyebaran penyakit pada manusia, terutama yang disebabkan oleh cacing. Adapun jenis-jenis penyakit yang dapat disebabkan karena mengkonsumsi keong sawah adalah sebagai berikut.
1. Menyebabkan cacingan
Keong sawah yang diolah dengan cara yang kurang benar, dapat menjadi penyebar cacing pada manusia. Keong menjadi salah satu inang perantara cacing Trematoda. Cacing ini dapat berkembang pada tubuh manusia, berbentuk seperti daun dan berkembang dalam usus manusia. Untuk menghindari penularan cacing pada manusia sebaiknya keong sawah dimasak sempurna. Hal ini disebabkan karena ada beberapa budaya masyarakat yang mengkonsumsi keong sawah dalam keadaan mentah sebagai bahan campuran wine/anggur maupun sate. Daging keong sawah tidak diajurkan dimasak setengah matang, sama halnya dengan daging bekicot, karena terdapat bahaya makan daging bekicot. 2. Infeksi kronis
Schistosomiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing Schistosoma. Schistososmiasis urogenitalmenyebabkan kerusakan pada sistem kemih, ureter, kerusakan ginjal dan gagal ginjal. Cacing schistosoma masuk melalui pori-pori kulit. Sedangkan schistosomiasis usus menyerang sistem pencernaan dengan gejala sakit perut, diare, dan tinja berdarah. Jika infeksi usus terus terjadi dapat menyebabkan hati membesar dan akumulasi cairan dalam rongga peritoneal bisa terjadi. Penyakit schistosomiasis termasuk dalam penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Penyebarannya selain melalui konsumsi keong sawah juga melalui penggunaan air yang telah tercemar cacing yang berkembangbiak pada kerbau dan manusia. Penyakit meningitis diderita seseorang salah satunya disebabkan oleh cacing Angiostrongylus Cantonensis. Cacing jenis ini dapat masuk pada tubuh manusia apabila keong sawah tidak dimasak dengan benar sampai matang sempurna atau bahkan dikonsumsi dalam keadaan mentah. Selain itu cacing juga dapat menular melalui kontak langsung dengan mata, hidung dan mulut.
Sumber:
1. halosehat.com
2. Intelijen.co.id
3. keong-kabelantena.blogspot.co.id
Sekian untuk artikel Daging Mahal Mentan Sarankan Makan Keong Sawah, Ini Tiga Bahayanya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kita semua. Sampai jumpa di postingan artikel Egoswot lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Daging Mahal Mentan Sarankan Makan Keong Sawah, Ini Tiga Bahayanya dengan alamat link https://egoswot.blogspot.com/2017/12/daging-mahal-mentan-sarankan-makan.html