Kisah Guru Yang Bergaji Rp 1.000 Per Hari - Egoswot

Kisah Guru Yang Bergaji Rp 1.000 Per Hari

Sahabat Egoswot yang yang budiman dimanapun anda berada, hari ini Egoswot akan memberikan informasi untuk anda semuanya pembaca setia dengan judul Kisah Guru Yang Bergaji Rp 1.000 Per Hari yang sedang viral dan di perbincangkan oleh banyak kalangan. Semoga informasi yang kami sajikan mengenai Tema Viral, dapat menjadikan kita semua manusia yang berilmu dan barokah bagi semuanya.

Gaji Rp 1.000 per hari tak membuat guru dibengkulu patah semangat untuk mengajar
lintasviral.com - Saat ini banyak sekali orang yang mengeluh dengan penghasilannya. Padahal diluar sana masih ada yang jauh lebih dibawah penghasilan mereka. Ya, yang membedakannya adalah bagaimana kita selalu mensyukuri apa yang kita dapatkan dan menikmati suatu pekerjaan.

Seperti yang terjadi pada guru-guru dibengkulu, mereka hanya digaji Rp 1.000 per harinya tapi mereka tetap bersemangat untuk menjalani pejerjaan itu bahkan sampai bertahun-tahun. Tepatnya berada di Desa Tik Teleu, Kecamatan Pelabai, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.

Di desa itu terdapat satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Zikir Pikir yang dirintis pemuda-pemuda setempat yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi, mulai dari gelar strata satu hingga master.

Sekolah yang dibangun pada 2011 itu terlihat memprihatinkan. Separuh gedungnya terbuat dari papan dan semen, sedangkan plafonnya rusak di beberapa bagian.

Gedung tersebut merupakan pinjaman dari pemerintahan desa. Terdapat 38 siswa dan delapan guru sebagai tenaga pengajar.

Dwifa, seorang guru perempuan dan pendiri sekolah, menyebutkan, sekolah itu dibangun atas dasar rasa khawatir akan tingginya angka putus sekolah di daerah itu.

"Jarak sekolah jauh dari desa, angka putus sekolah dari SD menjadi tinggi. Kami akhirnya bersepakat mendirikan sekolah madrasah," kisahnya.

Dua tahun berdiri, pada 2011 dan 2012 terdapat 14 tenaga pengajar. Selama dua tahun, 14 guru tidak digaji sama sekali.

"Dua tahun pertama tidak ada gaji. Cuma mengajar. Alhamdulillah bertahan," ujar Dwifa.

Lalu, masuk 2013 hingga 2015, barulah para guru mendapatkan gaji dari Kementerian Agama. Dananya diambil dari Bantuan Operasional Siswa (BOS).

"Tahun 2013 hingga 2015 gaji diterima per bulan sekitar Rp 30.000 dibayar per tiga bulan. Tiga bulan terima Rp 90.000. Gaji sebesar itu berlanjut hingga 2016, barulah naik menjadi Rp 100.000 per bulan," katanya.

Dwifa mengatakan, selain menjadi guru di sekolah itu, ia bersama suami memiliki pekerjaan lain, yaitu sebagai petani.

"Menjadi guru di sini merupakan bentuk kekhawatiran kami atas kondisi kampung halaman. Jadi, enggak mikir gajilah. Untuk kehidupan sehari-hari, saya dan suami menjadi petani," ucapnya.

Hiriani, guru lainnya, menyebut bahwa ia merupakan guru yang paling yunior karena baru enam bulan bergabung di sekolah itu.

Ia mengaku menjadi guru di sekolah itu atas panggilan hatinya terhadap kampung halaman.

"Saya hanya berharap pengetahuan yang saya miliki dari perguruan tinggi dapat saya bagi buat remaja di desa," katanya.

Ia tidak mempersalahkan masalah gaji yang hanya Rp 100.000 per bulan.

Hal yang sama juga dijelaskan Sukamdani, Kepala Sekolah MTs Zikir Pikir. Sukamdani memiliki gelar master pada bidang agama Islam. Tawaran menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi pernah ia terima, tetapi ia lebih memilih kembali ke kampung halaman.

"Angka putus sekolah, ancaman kenakalan remaja, dan kejahatan akibat kurangnya pendidikan agama sebagai pertimbangan kami mendirikan sekolah agama di desa," ucapnya.

Sukamdani menyebutkan, saat ini sekolah itu memiliki tanah sekitar 1 hektar sebagai wakaf dari masyarakat. Namun, pihaknya belum dapat memanfaatkan tanah wakaf itu karena terkendala biaya pembangunan gedung.

"Semoga pemerintah cepat merespons kebutuhan pembangunan gedung madrasah dan fasilitas sekolah dapat dilengkapi sesuai kebutuhan para siswa," ujar Sukamdani.

Pengabdian tanpa batas yang pantas untuk mereka karena mereka memiliki niat yang tulus untuk mencerdaskan anak bangsa. Semoga kisah ini dapat memberikan pelajaran untuk kita semua.

Pesan pentingnya adalah jangan mengeluh tentang besar kecilnya pendapatan kita, namun bagaimana cara kita untuk mensyukurinya.

Sekian untuk artikel Kisah Guru Yang Bergaji Rp 1.000 Per Hari kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kita semua. Sampai jumpa di postingan artikel Egoswot lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kisah Guru Yang Bergaji Rp 1.000 Per Hari dengan alamat link https://egoswot.blogspot.com/2018/01/kisah-guru-yang-bergaji-rp-1000-per-hari.html

Subscribe to receive free email updates:

AdBlock Detected!

Suka dengan blog ini? Silahkan matikan ad blocker browser anda.

Like this blog? Keep us running by whitelisting this blog in your ad blocker.

Thank you!

×