Erdogan: Jerusalem Adalah Harga Mati
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, setelah adanya laporan bahwa Amerika menyetujui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Jerusalem adalah harga mati bagi Muslim, kata erdogan pada selasa (5/12)
"Mr Trump, Jerusalem is a red line for Muslims," warns Turkish President Erdogan. http://pic.twitter.com/Ku7NmeybtM— CJ Werleman (@cjwerleman) December 7, 2017
Laporan muncul pada hari Jumat bahwa Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, sebuah langkah simbolis yang akan dilakukan dengan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, hal ini melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun.
Rencana tersebut telah mematik kritik dari sejumlah pemimpin dunia, yang khawatir akan semakin meningkatkan ketegangan regional.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron berbicara dengan Trump via telpn, bahwa status Jerusalem harus diputuskan melalui pembicaraan damai antara Israel dan Palestina.
Liga Arab mengadakan pertemuan darurat pada hari Selasa untuk membahas perkembangan status Yerusalem, setelah sebuah permintaan dari pejabat Palestina.
Penasehat kebijaka diplomatik Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, Pemerintah Palestina akan memutuskan kontak dengan AS, jika AS merestui Jerusalem sebagai ibu kota negara Israel.
Status Jerusalem adalah aspek konflik Israel-Palestina yang sangat sensitif. Israel mengklaim kota itu sebagai ibukotanya, menyusul pendudukan Yerusalem Timur dalam perang 1967 dengan Suriah, Mesir dan Yordania, dan menganggap Yerusalem sebagai kota "bersatu".
Warga Palestina telah lama mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka di masa depan.
Tidak ada negara yang saat ini memiliki kedutaan besarnya di Yerusalem, dan masyarakat internasional, termasuk AS, tidak mengakui yurisdiksi dan kepemilikan Israel atas kota tersebut.
Presiden Donald Trump juga mempertimbangkan untuk memindahkan kedutaan besar AS di Israel ke Yerusalem.
Juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley mengatakan sebuah pengumuman akan dibuat "dalam beberapa hari mendatang" namun presiden tetap berkomitmen untuk bergerak: "Bukan masalah apakah, ini masalah kapan," katanya.
Namun, Trump diperkirakan akan terus menunda memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem, meski dia berjanji akan melakukannya.
Kongres AS mengeluarkan undang-undang pada tahun 1995 untuk memindahkan kedutaan pada tahun 1999, namun sebuah ketentuan dalam undang-undang mengizinkan presiden untuk menandatangani pengabaian setiap enam bulan, untuk kepentingan keamanan nasional.
Setiap presiden sejak tahun 1998 telah melakukannya, termasuk Trump pada bulan Juni. Batas akhir pengabaian saat ini akan berakhir pada hari Senin.
Sumber: AL JAZEERA NEWS
Sekian untuk artikel Erdogan: Jerusalem Adalah Harga Mati kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kita semua. Sampai jumpa di postingan artikel Egoswot lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Erdogan: Jerusalem Adalah Harga Mati dengan alamat link https://egoswot.blogspot.com/2017/12/erdogan-jerusalem-adalah-harga-mati.html